VISI KAMI


11 - Edited.jpg

Pada waktu pertama kali kami ke panti asuhan di Bali, kami bertanya-tanya apakah ada cara yang lebih baik untuk membangun dan menjalankan sebuah panti asuhan.  Di sebuah Panti Asuhan yang pernah saya temui di Denpasar, ada 100 anak-anak dimana dibagi menjadi dua asrama.  Satu untuk anak perempuan dan satu untuk anak laki-laki.  Setiap asrama menampung 50 anak.  Tempat tidur susun ditata untuk 2 orang dalam satu tempat tidur.  Masing-masing memiliki loker kecil untuk meletakkan semua barang pribadi mereka.  Anak-anak itu sangat didisiplinkan dimana mereka seperti sedang berada di fasilitas Penahanan Remaja.  Tidak ada rasa kekeluargaan sama sekali.  Sepertinya anak-anak ini hanya diberi tempat untuk bertahan hidup, bukan berkembang.  Kami pikir pasti ada cara yang lebih baik.  Kami mulai bertukar pikiran untuk mencari jalan keluar. Yang kami temukan adalah panti asuhan tanpa asrama.  Kami ingin membangun panti asuhan dengan masing-masing rumah untuk anak-anak.    Selama bertahun-tahun, kami memahami bahwa Indonesia memiliki masalah.  Ada banyak kehamilan yang tidak diinginkan di mana bayi-bayi itu dibuang.  Ini memperkuat rencana kami untuk membangun sebuah panti asuhan.  Asrama kurang baik untuk membesarkan bayi, tetapi rumah, iya!  Tujuan kami adalah membangun sebuah tempat dimana anak-anak itu dapat dibesarkan di lingkungan keluarga.  Proyek pertama kami adalah Panti Asuhan Mahanaim.  Kami berencana untuk membangun 12 rumah.  Masing-masing2 rumah akan berisi 8 anak dan satu ibu pengasuh.  Mereka akan tinggal dan besar bersama layaknya keluarga.

Di Panti Asuhan ini, kami rindu untuk menolong anak-anak yang terlantar, tidak diharapkan, atau ibu-ibu yang tidak bisa merawat bayinya karena tidak ada suami atau karena keadaan yang sangat terpaksa dan mendesak. Jika sudah tidak ada jalan keluar yang lebih baik lagi, kami akan menolong dan merawat anak-anak itu dengan penuh kasih sayang.


Our Story

Our Team

Our Partners

Our Kids